Foto: FB Tolloe Saputra |
Menjalin Silaturahmi di Grup FB WONKASIHAN. Semenjak tinggal di Cikarang, saya jadi terbiasa menggunakan bahasa Indonesia daripada Jawa. Padahal aslinya saya ini Jawa tulen, dari kecil tinggal di kampung, bahasa sehari-hari pun bahasa Jawa. Malah dulu sering diajari bahasa Jawa Krama Inggil sama mbah kakung. Sekarang mah boro-boro Krama Inggil, Krama Ngoko aja jadi susah banget.
Bahasa Jawa hanya saya pakai saat berkomunikasi dengan suami, itupun jarang. Tapi terkadang saya ngobrol santai dengan rekan kerja di sekolah dengan bahasa Jawa sih. Kapan-kapan cerita akh tentang uniknya kerja di sekolah multiculture, hehehe.
Baca juga: Blogspot berlabel "SCHOOL"
Baca juga: Blogspot berlabel "SCHOOL"
Berbicara tentang Bahasa Jawa, saya kok jadi kepikiran untuk bikin rubrik "Bahasa Jawa" ya di blog. Kira-kira banyak yang baca nggak ya? hahaha.
Oke, kembali ke permasalahan.
Belum lama ini, salah satu sesepuh kampung (Mas Pur) memasukkan saya ke dalam sebuah grup fb. Grup itu namanya "WONKASIHAN" yang artinya Wong Kasihan, Wong itu orang, Kasihan itu nama desa tempat tinggal saya. Aneh ya, masa desa namanya KASIHAN? Konyol tapi itu fakta.
Grup ini berisi orang-orang yang lahir di Wonogiri atau lebih tepatnya yang tinggal di Kasihan (desa kami). Mulai dari yang stay di sana sampai member yang ada di luar desa alias merantau (seperti saya ini). Makanya hampir seluruh percakapan yang ada di grup berisi chat berbahasa Jawa, senang deh rasanya.
Iya, saya senang karena otomatis kemampuan berbahasa Jawa kembali terasah (halah). Meskipun bahasa yang digunakan campur-campur (Indonesia-Jawa) tapi seru juga ternyata chat bareng rekan-rekan yang ada di kampung.
Selain bertukar pikiran dengan bahasa Jawa, grup WONKASIHAN juga dipakai untuk sharing info-info penting dari berbagai kegiatan karang taruna. Contohnya saat ada pemberitahuan bahwa tamu harus lapor ke RT jika menginap, atau kalau ada info jimpitan (iuran kas), dan lain-lain.
Namanya juga grup, nggak selamanya bahas yang serius-serius tapi juga share info lucu atau sekedar upload gambar yang mengingatkan pada kampung halaman. Seperti kemarin, Mas Pur (admin grup) mengupload foto jangan gude (sayuran yang entah bahasa Indonesianya apa hahaha) di grup. Sontak grup itu ramai komentar. Karena maklum ya, di sini nggak ada "jangan gude" kesukaan saya itu, huhuhu sedih :(
Gara-gara foto itu sampai tercetus jargon "Jangan ngaku Wong Kasihan kalau belum makan JANGAN GUDE!!!" hahahaha
Dengan adanya grup ini, setidaknya ada beberapa manfaat yang saya rasakan:
Jalinan silaturahmi tetap terjaga
Banyak yang ngira setelah saya merantau terus saya jadi sombong. Ya ampun, padahal aslinya nggak, saya emang orangnya lebih suka dunia virtual dan menulis. Nggak suka nongkrong-nongkrong atau ngumpul. Jadi maaf nggih jika orang-orang kampung merasa saya menjauh. Insyaallah mboten lho ya hehehe.
Kabar baiknya, grup fb ini jadi salah salah jembatan untuk menghubungkan lagi orang-orang kampung dengan orang perantauan. Jadi nggak ada "GAP" lagi diantara kita ya. Mungkin saya lebih aktif di media sosial daripada di dunia asli, insyaallah nanti saat di kampung ikut kumpul-kumpul karang taruna deh.
Wadah untuk bertukar pikiran
Selain uneg-uneg warga dapat disampaikan dengan cara kumpul RT atau karang taruna, grup fb juga merupakan solusi buat warganya yang jauh dari kampung halaman. Seperti saya misalnya, dengan adanya grup ini saya jadi bisa sharing dan tahu apa yang terjadi di kampung sekarang.
Tombo Kangen (Tempat untuk menghilangkan rasa rindu kampung halaman)
Lagi-lagi jadi anak rantau itu ada nggak enaknya. Orang pikir kami di sini senang-senang, padahal ya sama aja, di sini kan cari rejeki hahaha. Berkat grup fb ini, rasa kangen saya terhadap kampung halaman sedikit terobati dengan cerita-cerita seru dari member grup yang ada di kampung.
Bahasa Jawa tetap lestari
Seperti yang saya bilang di atas tadi, grup ini memberikan energi positif buat saya pribadi yang jauh dari kampung halaman. Kalau di sini saya terbiasa pakai bahasa Indonesia, sedangkan di grup bisa pakai bahasa Jawa dengan bebas. Otomatis, bahasa Jawa saya nggak luntur dong ya, lha wong berinteraksinya pakai bahasa Jawa. Plus saya nggak mau ada embel-embel "kacang lupa kulitnya", sok-sok lupa sama bahasa sendiri.
Wew...... jadi buat grup tidak hanya semata-mata memenuhi notifikasi facebook saja tapi 4 manfaat di atas terasa sekali. Terima kasih grup WONKASIHAN, semoga silaturahmi kita makin terjaga ya :)
***
Teman-teman yang lagi di tanah rantau sudah join dengan grup kampung halaman belum? Atau jangan-jangan belum ada grupnya malahan? Buat aja, seru lho, bisa jalin silaturahmi dengan orang-orang yang ada di kampung.
Kalau sudah buat grup FBnya jangan lupa sebarkan virus positif biar yang ada di kampung makin maju juga. Semangaaaaat and thank you for reading my blog :)
Salam,
+mei wulandari
+mei wulandari
Ajak saya juga dong mba Mei untuk gabing di group fb nya hehe
BalasHapusHahahahaha ini grup khusus warga Kasihan
Hapuswaduh kalau sampe ada konten berbahasa jawa ane gak bisa mantengin dong mba hehe
BalasHapuskecuali ada translate nya sih. haha
Padahal pengin bikin rubrik bhs Jawa hahhaa
HapusBaru kali ini tahu ada yang namanya jangan gude. Jadi penasaran pengen ngicipin. Yaudah sekarang kita kalo chat pake bahasa Jawa aja kwkwkwk.
BalasHapusYowes pake bahasa jawa aja ges hahhahahaa
HapusAsik ya kalau ada yang grup seperti ini. Aku juga lebih nyaman menggunakan bahasa daerah kalau beraasal dari kota yang sama :)
BalasHapusBaru lihat jangan gude Shay, yuk bikin rubrik bahasa Jawa, beberapa Minggu ini aku juga pengen nulis pake Jawa, tapi bingung mau kromo atau ngoko
BalasHapusSemoga jalinan silaturahminya makin erat lewat grup ya mbak. Aamiin
BalasHapusSerunyaaaa...
BalasHapusenak ya mb klo segrup saling dukung dan menghargai jadi banyak kebaikkan tertular dan muncul
Iya ya, aneh nama daerahnya, kasihan hehe. Pada masanya grup kampung saya pernah juga seseru ini, sayangnya sekarang grupnya udah seperti tak berpenghuni haha
BalasHapusWahhh beneran obat kangen ya mba, keluarga besarku ada juga grupnya, dari Makassar dan Sukabumi hihi..
BalasHapuswaaah, jangan gude itu kok mirip kacang edamame yaaa ;D.. aku penasaran mba pgn coba
BalasHapusaku ngerti dikit2 bhs jawa, krn suamiku orang solo.. jadi kalo dia bicara ama ortunya, pake bhs jawa trus... biasanya dia terjemahin ke aku, makanya lama2 jd ngerti dikit2 ;p.. aku sendiri sih orang batak tulen mba :D
Pengin nyobain jangan gude euy ...
BalasHapuswah headernya baru ya Mey. Apa kabar? maaf baru bisa bw lagi
BalasHapus