10 Pertanyaan Evaluasi Diri Bagi Seorang Guru #1. Belum lama ini saya membaca sebuah buku yang berisi 10 pertanyaan tentang "Evaluasi Diri Sebagai Seorang Guru". Sebenarnya tahap evaluasi guru ini sering banget dilakukan di sekolah-sekolah. Bahkan beberapa minggu lalu saya baru saja disupervisi oleh kepala sekolah. Tapi demi profesionalitas, evaluasi diri juga sudah selayaknya dilakukan oleh si guru itu sendiri.
Baca juga: Supervisi Kepala Sekolah
Kenapa saya harus repot-repot mengevaluasi diri? Padahal jelas-jelas kepala sekolah dan dinas pendidikan sudah menilai kinerja saya sebagai seorang guru. Itu karena ternyata, proses evaluasi diri sangat penting dan memberikan banyak manfaat.
"Seorang guru perlu melakukan refleksi diri supaya nantinya guru tersebut mampu mengembangkan pola berpikir yang kritis dan bertanggung jawab pada tugas-tugas yang telah berikan sekolah pada dirinya."
Lalu kapan harus mulai melakukan evaluasi diri tersebut?
Kalau di sekolah saya mengajar, selalu dilakukan kegiatan rapat kerja di awal pembelajaran. Jadi, semua yang diperlukan untuk kegiatan belajar mengajar akan tercover di awal.
Baca juga: Rapat kerja sekolah
Untuk yang tengah semester, biasanya kepala sekolah atau dari Dinas Pendidikan akan melakukan supervisi. Sedangkan untuk akhir tahun, kami juga melakukan rapat evaluasi tahunan. Jadi sebenarnya kegiatan tersebut sudah kami lakukan.
Oke, kembali ke 10 pertanyaan mengenai evalusi diri. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan yang harus dilakukan guru di awal pembelajaran. Yap, kita mulai dari awal tahun ya teman-teman :)
1. Apa tujuan anda mengajar tahun ini?
Sebenarnya simpel, setiap guru pasti menginginkan yang terbaik buat anak didiknya. Lulus dengan nilai memuaskan dan bisa menguasai materi yang telah diajarkan. Tapi tujuan saya tahun ini sedikit berbeda. Selain alasan-alasan tersebut, saya juga ingin mengajarkan anak tentang kesopanan serta saling menghormati sesama. Tidak hanya masalah akademik saja yang ingin saya kejar, saya juga ingin anak-anak menguasai apa yang mereka sukai (terutama yang non akademik).
Dulu saya pernah menulis mengenai kecerdasan majemuk, jadi rasanya salah besar kalau saya harus mengotak-kotakan kecerdasan anak hanya berdasarkan nilai pelajaran. Karena saya yakin, beda anak beda pintar.
Baca juga: Kecerdasan Majemuk #BedaAnakBedaPintar
Pokoknya tahun ini, pembelajaran yang saya lakukan HARUS LEBIH MENYENANGKAN, yeeeaaah!
2. Apa yang akan anda ubah dari cara mengajar di tahun lalu?
Tahun ini saya lebih mengedepankan praktik daripada teori. Makin banyak berlatih akan membuat anak mudah menangkap materi. Jadi setelah saya explain ke anak-anak, mereka langsung mengaplikasikannya dalam bentuk exercise.
3. Apa yang anda sukai dari mengajar?
Saya suka bertemu anak-anak, jadi tiap mengajar saya bahagia karena tiap hari bisa tahu karakter masing-masing anak.
4. Bagaimana cara mencintai kelas anda?
Seperti yang tadi sudah saya sebutkan, saya suka bertemu anak-anak. Apalagi sejak jadi wali kelas 6 saya punya banyak waktu untuk sharing dengan mereka. Tiap pagi ada sesi doa bersama dan bertukar pikiran. Jadinya saya memanfaatkan waktu di kelas dengan berbagi cerita dengan anak-anak. Semakin banyak bercerita dan berkumpul bersama, semakin cinta dengan kelas yang saya ampu sekarang.
Baca juga: Tentang saya dan Primary 6
5. Apa yang tidak anda sukai saat mengajar?
Adalah pastinya. Saya tidak suka mengajar saat anak-anak malas, hahaha. Maksudnya, kadang nih sebelum mulai aktivitas pembelajaran, ada anak yang bad mood dan itu memengaruhi aktivitas di kelas.
6. Tindakan apa yang akan anda lakukan untuk mengatasi masalah nomor 5?
Kalau ada anak yang bad mood biasanya saya tidak langsung mengajar. Saya akan tanya satu per satu masalah yang terjadi di kelas. Kalau sudah clear, saya akan lanjut mengajar. Tapi kalau belum, saya akan terus-terusan tanya dan cari solusi. Kadang saya juga marah ding, hahaha.
7. Apa kekuatan anda sebagai seorang guru?
Saya guru yang bisa ngeblog, hahaha. Sebenarnya ini nggak ada kaitannya sama kegiatan belajar mengajar sih. Tapi ngeblog bisa memberi nilai plus pada diri saya, hehehe maaf OOT. Kekuatan saya sebagai guru apa ya? Sepertinya saya guru yang penyabar :p
8. Apa yang salah dari diri anda dan perlu diperbaiki?
Hal yang perlu diperbaiki dalam diri saya adalah segera menyelesaikan tugas di sekolah, supaya kerjaan tersebut nggak saya bawa lagi ke rumah, huhuhu.
9. Tindakan apa yang akan anda lakukan untuk mengatasi masalah nomor 8?
Tidak menunda pekerjaan lagi.
10. Apa yang akan anda lakukan tahun ini untuk hal yang lebih baik di tahun depan?
Rajin membaca, sharing dengan anak-anak, dan terus upgrade kemampuan serta ilmu di bidang pendidikan. Plus yang paling penting adalah "menjadi contoh yang baik" buat anak-anak di sekolah.
***
10 pertanyaan tersebut sebaiknya dijawab saat awal tahun pembelajaran, tapi sudah kelewat hahaha. Ya nggak papalah ya, yang penting sekarang tahu apa saja yang perlu disiapkan sebelum tahun ajaran dimulai.
Nantikan 10 pertanyaan mengenai evaluasi diri untuk pertengahan dan akhir tahun pembelajaran ya. Semoga bermanfaat :)
Salam,
+mei wulandari
Proses evaluasi ini nantinya akan dibagi menjadi 3 tahapan. Pertama di awal tahun pembelajaran, kedua di tengah semester, dan yang ketiga dilakukan di akhir tahun pembelajaran.
Kalau di sekolah saya mengajar, selalu dilakukan kegiatan rapat kerja di awal pembelajaran. Jadi, semua yang diperlukan untuk kegiatan belajar mengajar akan tercover di awal.
Baca juga: Rapat kerja sekolah
Untuk yang tengah semester, biasanya kepala sekolah atau dari Dinas Pendidikan akan melakukan supervisi. Sedangkan untuk akhir tahun, kami juga melakukan rapat evaluasi tahunan. Jadi sebenarnya kegiatan tersebut sudah kami lakukan.
Oke, kembali ke 10 pertanyaan mengenai evalusi diri. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan yang harus dilakukan guru di awal pembelajaran. Yap, kita mulai dari awal tahun ya teman-teman :)
1. Apa tujuan anda mengajar tahun ini?
Sebenarnya simpel, setiap guru pasti menginginkan yang terbaik buat anak didiknya. Lulus dengan nilai memuaskan dan bisa menguasai materi yang telah diajarkan. Tapi tujuan saya tahun ini sedikit berbeda. Selain alasan-alasan tersebut, saya juga ingin mengajarkan anak tentang kesopanan serta saling menghormati sesama. Tidak hanya masalah akademik saja yang ingin saya kejar, saya juga ingin anak-anak menguasai apa yang mereka sukai (terutama yang non akademik).
Dulu saya pernah menulis mengenai kecerdasan majemuk, jadi rasanya salah besar kalau saya harus mengotak-kotakan kecerdasan anak hanya berdasarkan nilai pelajaran. Karena saya yakin, beda anak beda pintar.
Baca juga: Kecerdasan Majemuk #BedaAnakBedaPintar
Pokoknya tahun ini, pembelajaran yang saya lakukan HARUS LEBIH MENYENANGKAN, yeeeaaah!
2. Apa yang akan anda ubah dari cara mengajar di tahun lalu?
Tahun ini saya lebih mengedepankan praktik daripada teori. Makin banyak berlatih akan membuat anak mudah menangkap materi. Jadi setelah saya explain ke anak-anak, mereka langsung mengaplikasikannya dalam bentuk exercise.
3. Apa yang anda sukai dari mengajar?
Saya suka bertemu anak-anak, jadi tiap mengajar saya bahagia karena tiap hari bisa tahu karakter masing-masing anak.
4. Bagaimana cara mencintai kelas anda?
Seperti yang tadi sudah saya sebutkan, saya suka bertemu anak-anak. Apalagi sejak jadi wali kelas 6 saya punya banyak waktu untuk sharing dengan mereka. Tiap pagi ada sesi doa bersama dan bertukar pikiran. Jadinya saya memanfaatkan waktu di kelas dengan berbagi cerita dengan anak-anak. Semakin banyak bercerita dan berkumpul bersama, semakin cinta dengan kelas yang saya ampu sekarang.
Baca juga: Tentang saya dan Primary 6
5. Apa yang tidak anda sukai saat mengajar?
Adalah pastinya. Saya tidak suka mengajar saat anak-anak malas, hahaha. Maksudnya, kadang nih sebelum mulai aktivitas pembelajaran, ada anak yang bad mood dan itu memengaruhi aktivitas di kelas.
6. Tindakan apa yang akan anda lakukan untuk mengatasi masalah nomor 5?
Kalau ada anak yang bad mood biasanya saya tidak langsung mengajar. Saya akan tanya satu per satu masalah yang terjadi di kelas. Kalau sudah clear, saya akan lanjut mengajar. Tapi kalau belum, saya akan terus-terusan tanya dan cari solusi. Kadang saya juga marah ding, hahaha.
7. Apa kekuatan anda sebagai seorang guru?
Saya guru yang bisa ngeblog, hahaha. Sebenarnya ini nggak ada kaitannya sama kegiatan belajar mengajar sih. Tapi ngeblog bisa memberi nilai plus pada diri saya, hehehe maaf OOT. Kekuatan saya sebagai guru apa ya? Sepertinya saya guru yang penyabar :p
8. Apa yang salah dari diri anda dan perlu diperbaiki?
Hal yang perlu diperbaiki dalam diri saya adalah segera menyelesaikan tugas di sekolah, supaya kerjaan tersebut nggak saya bawa lagi ke rumah, huhuhu.
9. Tindakan apa yang akan anda lakukan untuk mengatasi masalah nomor 8?
Tidak menunda pekerjaan lagi.
10. Apa yang akan anda lakukan tahun ini untuk hal yang lebih baik di tahun depan?
Rajin membaca, sharing dengan anak-anak, dan terus upgrade kemampuan serta ilmu di bidang pendidikan. Plus yang paling penting adalah "menjadi contoh yang baik" buat anak-anak di sekolah.
***
10 pertanyaan tersebut sebaiknya dijawab saat awal tahun pembelajaran, tapi sudah kelewat hahaha. Ya nggak papalah ya, yang penting sekarang tahu apa saja yang perlu disiapkan sebelum tahun ajaran dimulai.
Nantikan 10 pertanyaan mengenai evaluasi diri untuk pertengahan dan akhir tahun pembelajaran ya. Semoga bermanfaat :)
Salam,
+mei wulandari
Saya selalu suka sama cerita-cerita para Guru, sekaligus takjub sama kemampuan mengendalikan anak-anak 1 ruangan. Haha..
BalasHapusBetul banget mbak, kadang guru masih suka lupa nilai-nilai tata krama, sopan santun dll. Padahal itu semua pondasi dari benarnya seseorang nanti.
Yeeey alhamdulillah kalau suka sejatinya guru2 juga puyeng ngatur anak2 di kelas wwlwlwlw
HapusIya, guru juga harus banyak belajar termasuk tata krama
Salam kenal bu guru, sepuluh hal ini hanya beberapa saja yang pernah saya lakukan, bukan sebagai evaluasi tapi penilaian diri ajah
BalasHapusSalam kenal mb Eni terima kasih sudah berkunjung :)
HapusIya bisa dipakai untuk reflesi diri biar makin semangat hihiho
Nomor 9 berlaku untuk semuanya, ga cuman buat guru. Termasuk aku nih masih sering menunda huhuhuhu omg
BalasHapusYoiiiii ges, semua orang harus deh melakukan yg nomor 9, nggak nunda-nunda pekerjaan hahaha
Hapus"Plus yang paling penting adalah "menjadi contoh yang baik" buat anak-anak di sekolah"
BalasHapusSaya salut dengan semua pahlawan tanpa tanda jasa . . .
Terima kasih mas, semoga menginspirasi
Hapusidem Mbak Mei, saya kalau pertama mau mengajar, kelas ada yang badmood atau saya tak dianggep karena ngobrol sendiri, itu bikin aura yang kurang baik loh, khawatir smpe mau memulai pelajaran hhee
BalasHapusBu Mei bikin saya pengen ketemu lagi sama guru - guru jaman sekolah. hahay
BalasHapusMenjadi seorang guru harus flexibel ya mbk bisa menghadapi semua karakter murid-murid yang berbeda dan tujuannya ya bikin semua murid itu lulus dengan nilai memuaskan hehehe, jadi guru perlu perjuangan.
BalasHapusPertanyaan2nya bisa dipakai untuk evaluasi diri juga sebenarnya ya mba, bukan cuma untuk profesi guru. Baru tau loh ini saya ada program begini...kebetulan saya juga dulu sempat mengajar di SD dan SMP.
BalasHapusHai mba kebetulan banget aku juga ngajar, tapi di bimbel... Kadang2 yg bikin bad mood itu anak2 yg susah sekali diatur. Kebetulan banget aku sering dikasih akls ank2 yg super aktif haha, main game slh satu cara biar mrk gak Bosen. Tapi ya gitu, fokusnya cuman sesaat haha *curhat* Btw, seneng bgt ketemu blogger yg jugs seorang guru. Salam kenal ya :)
BalasHapusAdik iparku jadi guru, mba. Salut dengan profesi guru mba :)
BalasHapusHihihi guru yg bisa ngeblog. Murid2nya diajarin jg tdk Bu Guru? :D
BalasHapusGuru itu katanya amalannya luar biasa, ilmunya gk putus2 :D
Aku kasihan sama kondisi guru gtt dan murid mbak. Saat ini beban administrasi guru buanyaaak sekali. Dan sehingga energi mereka terkuras di sana. Belum lagi kali gtt itu telat gaji. Haduuh. udah kecil telat lagi.
BalasHapusYang kena dampak, ya muridnya kurang diperhatikan. Bukan berarti aku memukul rata ya mbah. Tapi sistem kita itu banyak yang kacau di lapangan.
Boro Boro evaluasi guru, untuk nilai rapot aja mereka 'ngawur' saking banyaknya yang harus dilaporkan.
kagum aku mbak sama guru guru yang bisa totalitas dalam profesinya.
Wah mbak Mei, ngajar dong di sekolah saya dulu, nanti saya balik ke sekolah lagi deh hehe. Asik banget deh kalo punya guru seperti ini, punya caranya tersendiri buat handle muridnya, beda banget sama guru disekolah saya yg cuma sekedar mengajar tapi gak memperhatikan muridnya
BalasHapusSalut untuk Bu Mei bisa mengendalikan kelas Kalo lagi ada yang bad mood dalam kelas. Jadi inget sama guru sekolahku dulu, inget kelakuan teman teman yang nakal pas waktu belajar. Ternyata mengendalikan kelas itu memang susah. Salam kenal mbak
BalasHapusGuru sekarang lain dengan zaman dulu kalo kulihat. Dulu murid cenderung takut dengan guru, kalo sekarang murid akrab dengan guru *menurut pengamatanku. Jadi inget nih anak-anak suka bikin kejutan buat gurunya yang ulang tahun, kado2 sederhana tapi diberikan dengan tulus itu luar biasa lho liatnya. Salut dengan orang-orang yang berprofesi guru :D
BalasHapusInspiratif banget nih, Guru harus selalu Kreatif dan Inovatif dalam mendidik bukan hanya sekedar menyampaikan Pelajaran ....
BalasHapusAku selalu salut dengan profesi guru. Hehe.
BalasHapusSukses terus ya, Mbak. Semoga tak bosan untuk terus menyebarkan pengetahuan kepada para penerus bangsa.
Aku setuju dengan 'sharing' yang harus dilakukan dengan murid. Selain untuk mengetahui apa masalah yang dihadapi murid, itu juga membangun koneksi positif antara guru dengan murid. Hebat. :)
Guru itu orang tua kita saat disekolah, tentu sangat berjasa banget. Bisa membuat muridnya tahu tentang ini, itu apalagi bisa sampai sukses..
BalasHapusNgena banget evaluasinya, karena bagiku guru tidak hanya di sekolah, sebagai orang tua juga tentu bisa disebut guru, yang sejak kecil mendidik anaknya jadi pintar :)
Apalagi, perempuan. Madrasah pertama bagi anak-anaknya :)
Langsung gua bookmark artikelnya. Terima kasih buat 10 pertanyaannya. Tepat banget ke sasaran nih, cocok untuk bahan merenung saat buntu di kala mempersiapkan bahan pelajaran. Sebagai sesama guru, mari kita sama-sama berjuang. Tos!
BalasHapusNahhh yang kaya gini nih seharusnya seorang guru. Gak semata-mata menilai kecerdasan dengan angka nilai yang tertera di kertas. Setuju banget deh Mba.
BalasHapussenang rasanya jumpa blog ini, terus berkarya ibu guru
BalasHapusBeberapa pertanyaan juga pernah saya dapatkan saat supervisi kepala sekolah. Salah satunya pertanyaan nomor 3. Biasanya untuk menjawab pertanyaan ini, saya banyak lebaynya. :D
BalasHapusSaya buat jawaban yang sekiranya kepala sekolah jatuh hati dan ingin ikut kelas saya juga. Ini pernah terjadi, lho!
Kepala Sekolah ikut belajar dikelas saya. Tahu apa materinya? Buat e-mail. :D
Walaupun saya bukan seorang guru, tetapi kalau bagi saya pribadi, bagaimana mereka para murid bisa hidup berbaur dengan masyarakat langsung, saling membantu dengan ikhlas tanpa pamrih. Untuk mewujudkannya, akan lebih mudah dengan praktik secara langsung, bukan hanya dengan teori.
BalasHapusUntuk mewujudkan cita" mereka, cari tahu cita" dan bakat lalu diarahkan ke arah yang sesuai, bukan malah diatur semau kita sedangkan mereka merasa terbebani.
Kalau boleh nyaranin, tonotn film Great Teacher Onitsuka "GTRO" dari japan. Itu film tentang guru yang mengajarkan hal sosial. Siapa tahu ada nilai positif yang bisa diambil dan diterapkan.
Terkadang saat anak-anak sulit diatur, itu menguras tenaga untuk menertibkannya ya? aku disini memposisikan diri sebagai siswa dan ya aku tau banget gimana keseharian guru disekolah.
BalasHapusApalagi melakukan sharing antar guru dan siswa seperti pada point nomor 10 sangat penting untuk menjalin keakraban antar siswa dan guru.