Assalamu'alaikum :)
Halo.. haloooo selamat datang bulan September :) !!!
Orang bilang September itu identik dengan CERIA. Benar gak sih? Ya mudah-mudahan semua orang merasakan hal yang spesial di bulan ini ya, amin.
Ngomong-ngomong soal September, bulan ini adalah bulan penuh dengan tantangan menurut saya. Tantangan iman (makin oke ngajinya atau makin loyo), tantangan keluarga (makin harmonis apa biasa-biasa saja), serta tantangan pekerjaan (ini yang paling banyak porsinya).
Mungkin banyak yang sudah tahu melalui timeline facebook saya yang sering mengunggah foto-foto kegiatan akreditasi sekolah. IYAAAA BENAR sekolah tempat saya mengajar sedang melakukan kegiatan proses menuju akreditasi sekolah. Seru, dag-dig-dug, kesel, dan penasaran bercampur jadi satu. Kalau orang-orang lain mungkin sudah tahu bagaimana tahapan-tahapannya, tapi saya benar-benar tidak tahu apa-apa.
Bayangkan saja dari yang tidak tahu apa-apa, harus meraba-raba, dan banyak belajar lagi demi sekolah dan kesejahteraan bersama. Awalnya saya memang benar-benar buta tentang akreditasi ini, lambat laun saya mulai menikmati alur dan mengikuti segala rangkaian kegiatan sekolah ini yang tentunya menguras tenaga, pikiran, dan waktu.
Tentang tenaga,
Kalau biasanya kerjaan di sekolah adalah mengajar, membuat soal, mengoreksi pekerjaan anak, mengawasi siswa siswi dan menyiapkan materi terkait pembelajaran, kini tidak hanya itu lagi. Tenaga terbagi menjadi 2 antara pekerjaan wajib sekolah dan pekerjaan menyelesaikan administrasi akreditasi.
Tentang pikiran,
Ini pasti terjadi pada setiap guru, saya yakin itu. Awalnya yang hanya memikirkan printilan-printilan mengajar, sekarang harus memikirkan banyak hal tentang akreditasi ini. Tentang bagaimana prosesnya nanti, tentang pekerjaan yang makin hari makin banyak, dan tentang bayangan-bayangan hari H akreditasi. Fyiiuuuuuh!!!
Tentang waktu,
Waktu adalah poin penting yang sangat saya rasakan saat ini. Bagaimana tidak, sekarang tiap hari Rabu - Jumat guru-guru mau tidak mau harus pulang malam untuk menyelesaikan segala administrasi dan bukti fisik akreditasi. Hal ini berpengaruh juga kepada keluarga yang ada di rumah. Untungnya ada suami siaga yang mau berbagi tugas, jadi selama saya pulang malam, semua urusan di rumah di handle suami.
Baca juga: Dukung hobi suami dan istri.
Dalam proses akreditasi sekolah ada banyak instrumen yang mesti dikerjakan dan dibuktikan dengan bukti fisik secara tertulis. Untuk akreditasi ini saya ditugaskan untuk menjadi koordinator Standar Proses. Mau tahu ada standar-standar apa saja dalam akreditasi? Yuk mari baca lagi!
1. STANDAR ISI
Terdiri dari 18 instrumen yang mencakup tentang muatan KTSP dan teman-temannya. Standar ini adalah standar pertama yang dijadikan pedoman dalam penyusunan file-file akreditasi.
Terdiri dari 18 instrumen yang mencakup tentang muatan KTSP dan teman-temannya. Standar ini adalah standar pertama yang dijadikan pedoman dalam penyusunan file-file akreditasi.
2. STANDAR PROSES
Standar ini terdiri dari beberapa instrumen nomor 19-29. Banyak sekali bukti fisik yang harus dilengkapi untuk menyelesaikan standar ini. Tapi kalau untuk standar proses kebanyakan buktinya dilakukan pada hari H, karena ada penilaian secara langsung.
3. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
Standar ini terdiri dari instrumen nomor 30-46 tentang pengalaman belajar siswa. Mulai dari pengalaman belajar tentang membaca menulis maupun pengalaman belajar secara lisan dan tertulis. Instrumen ini juga memuat tentang rata-rata ujian nasional maupun sekolah.
4. STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Instrumennya adalah nomor 47-65 tentang tenaga yang mengajar maupun non mengajar di sekolah yang akan diakreditasi. Bahkan petugas layanan khusus seperti tukang kebun, penjaga sekolah dan lain sebagainya juga harus dikerjakan dan dibuktikan di dalam standar ini.
5. STANDAR SARANA DAN PRASARANA
Standar yang terdiri dari nomor 66-90 ini berisi tentang segala hal yang berkaitan dengan sarana dan prasarana sekolah. Tentang luas tanah, izin bagunan, listrik, air, UKS, jamban, sampai ruang olahraga. Semua akan dibahan secara tuntas di standar ini.
6. STANDAR PENGELOLAAN
Instrumennya nomor 91-110 tentang visi dan misi lembaga sekolah, rencana kerja, tujuan sekolah, dan teman-temannya. Adapula pembahasan mengenai struktur organisasi, kegiatan evaluasi diri, dan menyiapkan unsur-unsur akreditasi sekolah.
7. STANDAR PEMBIAYAAN
Menurut saya, ini adalah standar paling sensitif hahaha. Di standar ini sekolah harus melengkapi dokumen investasi sarana dan prasarana, RKAS, pengadaan alat tulis, kegiatan rapat, perjalanan dinas, pembiayaan untuk kesejahteraan guru dan karyawan, serta pelaporan pembiayaan yang harus disampaikan ke pemerintah dan yayasan. Oh ya instrumennya nomor 111-135.
8. STANDAR PENILAIAN
Instrumennya mengenai teknik penilaian, penentuan UTS, UKK, menentukan kriterian kenaikan kelas melalui rapat, maupun melaporkan hasil belajar kepada pemerintah atau dinas terkait. Instrmen dalam standar penilaian ini terdiri dari nomor 136-157.
Dari 8 standar di atas semuanya harus dibuktikan dengan bukti fisik yang kuat seperti RPP maupun dokumen-dokumen penting lainnya. Saya sih berharap semuanya dapat nilai A, dan lancar saat hari H akreditasi. Mudah-mudahan ya, doain dongs!!!
Beberapa waktu yang lalu saya sempat mendapat info dari teman-teman bahwa sekolah mereka juga akan diakreditasi, semoga semuanya diberikan kemudahan. Amin amin.
Demi melengkapi segala instrumen di atas, kami harus pulang malam dan membagi tenaga, pikiran, serta waktu. Maka, kami juga butuh asupan gizi yang lengkap hahaha. Untungnya tiap sore kami mendapat jatah makan dari sekolah (ya iyalah).
Demikian tadi beberapa standar dan keriwehan kami dalam menghadapi akreditasi. Sekolah kalian bagaimana? Cerita yuks.
Salam,
@meifariwis
Standar ini terdiri dari instrumen nomor 30-46 tentang pengalaman belajar siswa. Mulai dari pengalaman belajar tentang membaca menulis maupun pengalaman belajar secara lisan dan tertulis. Instrumen ini juga memuat tentang rata-rata ujian nasional maupun sekolah.
4. STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Instrumennya adalah nomor 47-65 tentang tenaga yang mengajar maupun non mengajar di sekolah yang akan diakreditasi. Bahkan petugas layanan khusus seperti tukang kebun, penjaga sekolah dan lain sebagainya juga harus dikerjakan dan dibuktikan di dalam standar ini.
5. STANDAR SARANA DAN PRASARANA
Standar yang terdiri dari nomor 66-90 ini berisi tentang segala hal yang berkaitan dengan sarana dan prasarana sekolah. Tentang luas tanah, izin bagunan, listrik, air, UKS, jamban, sampai ruang olahraga. Semua akan dibahan secara tuntas di standar ini.
6. STANDAR PENGELOLAAN
Instrumennya nomor 91-110 tentang visi dan misi lembaga sekolah, rencana kerja, tujuan sekolah, dan teman-temannya. Adapula pembahasan mengenai struktur organisasi, kegiatan evaluasi diri, dan menyiapkan unsur-unsur akreditasi sekolah.
7. STANDAR PEMBIAYAAN
Menurut saya, ini adalah standar paling sensitif hahaha. Di standar ini sekolah harus melengkapi dokumen investasi sarana dan prasarana, RKAS, pengadaan alat tulis, kegiatan rapat, perjalanan dinas, pembiayaan untuk kesejahteraan guru dan karyawan, serta pelaporan pembiayaan yang harus disampaikan ke pemerintah dan yayasan. Oh ya instrumennya nomor 111-135.
8. STANDAR PENILAIAN
Instrumennya mengenai teknik penilaian, penentuan UTS, UKK, menentukan kriterian kenaikan kelas melalui rapat, maupun melaporkan hasil belajar kepada pemerintah atau dinas terkait. Instrmen dalam standar penilaian ini terdiri dari nomor 136-157.
Dari 8 standar di atas semuanya harus dibuktikan dengan bukti fisik yang kuat seperti RPP maupun dokumen-dokumen penting lainnya. Saya sih berharap semuanya dapat nilai A, dan lancar saat hari H akreditasi. Mudah-mudahan ya, doain dongs!!!
Beberapa waktu yang lalu saya sempat mendapat info dari teman-teman bahwa sekolah mereka juga akan diakreditasi, semoga semuanya diberikan kemudahan. Amin amin.
Demi melengkapi segala instrumen di atas, kami harus pulang malam dan membagi tenaga, pikiran, serta waktu. Maka, kami juga butuh asupan gizi yang lengkap hahaha. Untungnya tiap sore kami mendapat jatah makan dari sekolah (ya iyalah).
Demikian tadi beberapa standar dan keriwehan kami dalam menghadapi akreditasi. Sekolah kalian bagaimana? Cerita yuks.
Salam,
@meifariwis
Tebayabg gimana lelahnya mba tenaga dan pikiran ya. Semoga dapat hasil yang bagus. Kalau diperguruan tinggi masih 7 standar tahun depan mulai ditambah jadi 9 standar
BalasHapusAlhamdulillah sudah selesai akreditasinya. semoga dapat hasil yang terbaik ya mba. sebelumnya akreditasinya apa ?
BalasHapussekolah gue juga pernah diakreditasi, kayaknya sih dapet B, karna sekolah gue lagi diakreditASI, kelas gue nggk belajar, CIIIHUYY!!!
BalasHapusTentang akreditasi. saya mau nanya min adakah korelasi yang jelas mengenai tingkat perkembangan siswa pada sekolah akreditasi? mengingat karut marut dunia pendidikan kita sekarang? beberapa waktu lalu saya pernah menulis artikel tentang kekerasan terhadap guru. itu terjadi di salah satu sekolah akreditasi di makasar.
BalasHapusGila!!! Banyak amat ya standarny. Semoga perkembangan pendidikan indonesia menuju ke arah yang lebih baik.
BalasHapusWah, sampe pulang telat ya, mbk. Tetep semangat aja, semua pasti akan bahagia pada waktunya. Hasekkkkk
Kalo tempat penyelenggaraan pendidikan gini pasti masa2 menegangkannya pas akreditasi. Fakultas gue waktu itu pernah mau akreditasi, semua orang di fakultas pada mondar mandir, beres2, sibuk nyiapin berkas2, akhirnya... mahasiswanya terlantar :'))
BalasHapusHai Kak Meiiii lama banget ya nggak main ke sini. Aku jarang blogwalking nih karena jarang ngeblog juga belakangan ini haha. Gimana kabarnya Kak? Dedek Kenzo gimana? Duh kok liat di IG kayak kurusan sih :( tapi semoga sehat selalu ya!
BalasHapusDuh ibu guru yang satu ini makin sibuk aja haha. Ngurusin akreditasi itu kayaknya emang ribet banget. Tapi setelah baca postingan Kak Mei jadi makin yakin kalo emang ribet banget. Dulu temen-temen kuliahku ada yang merjuangin akreditasi jurusan yang turun. Tapi nggak berhasil. Mungkin karena harus kerja sama banyak pihak, termasuk dosen-dosen juga ya?
Tapi semoga urusan sekolahnya lancar terus ya Kak!
Untuk sebuah akreditasi ternyata banyak juga syarat dan standar nya yak. Pasti sibuk banget ya. Semoga tercapai.
BalasHapusBtw, dosen gue pernah bilang, para dosen ingin menaikan akreditasi kampus gue, tapi dia minta para mahasiswa nya ikut bersatu juga. Yaa minimal ngerjain tugas dengan niat dan sebaik mungkin.
Wah ribet juga ya ternyata ngurusin akreditasi sekolah, banyak banget standarnya sampai pulang malem gitu.
BalasHapusMoga-moga semua dapet akreditasi A.
Banyak melewati tahap tahap ya untuk mendapatkan akreditasi sekolah ? Apalagi kalo akreditasi sekola nya bagus pasti banyak banget yang harus di kerjakan. Syara syaratnya juga lumayan WOW ! .
BalasHapusSampai pulang malem juga ternyata gara gara ngurusin masalah akreditasi ini , WOW ! gue kira enggak se rumit itu , ternyata lebih dari yang gue pikirkan . SEMOGA LANCAR YA :)
Ooh ternyata begini ya tahapan akreditasi, tapi biasanya kalo di sekolah pas akreditasi itu keknya memaksa banget muridnya buat selalu tampil rapi dihadapan para penguji akreditasi, keknya menegangkan banget ya.
BalasHapusternyata guru itu lebih menegangkan ya, harus pulang malem gitu, semangat mb, semoga dilancar kan dan mendapat A.
Gue udah pernah ngalamin ini pas SMP, pas mau transformasi ke akreditasi yang lebih baik lagi, para guru-guru pun sibuk dengan pekerjaannya. Kala itu gue gak tahu mereka ngapain, tapi yang gue senengin ya aktifitas pbm pun sedikit bolong. Hore
BalasHapusSukses selalu sekolahnya mbak mei
Untuk mencapai sebuah tujuan, emang harus ada tahap, dan ya tentunya proses. Semoga sekolahnya makin baik aja. (y)
BalasHapusUntuk akreditas memang harus memenuhi semua SOP yang udah ditentukan. Alhamdulillah akreditas sekolah SMA ku dulu udah lumayan. Sekarang prodi kampusku jg sdg berusaha memenuhi ISO 9001 2015, doakan semua cepat tercapai. Untuk sekolah/kampus lain yg sdg akreditas jg semoga dilancarkan
BalasHapusGue udah duluan taun kemarin sebelum SD gue di merger.. Emang melelahkan yang namanya akreditasi, guru pada lari sana lari sini melengkapi berkas buat akreditasi.
BalasHapusTapi ini sadis Mei kalo pulangnya sampe malem, niat banget lah.. Pasti capeknya luar biasa~
Semoga hasilnya memuaskan yak.. Gue di sekolah baru juga bakal nemuin akreditasi lagi~
Aduh, aku baca ini aja udah bingung apalagi Kak Mei yang mengikuti proses akrediasi sekolah tersebut ya, pasti bingung kuadrat haha.
BalasHapusAku masih awam banget sih tentang ginian, tapi kalau baca dari ceritanya kak Mei, akreditasi sekolah memang menguras tenaga, pikiran, dan waktu banget. PAntes saja akhir-akhir ini sering ngeluh tentang kesibukan akreditasi sekolah hehe.
Woooaaaahhhhh.....
BalasHapusPasti sibuk banget niihh ya Mbak Mei.
Semangat Mbaaakkk.... 💪💪💪
Tapi asli kebayang banget itu ribetnya.
Ngelengkapin syarat2 akreditasi plus bukti2nya yg aku yakin gak dikit. Karena ini yg dinilai sekolah... yg unsur2nya banyak.
Pas jaman kuliah dulu pernah liat di jurusan tetangga yg mau diakreditasi. Sibuk sekali....
Semoga penilaiannya berjalan lancar yaa prosesnya.
Dan semoga dapat hasil yg memuaskan.
Karena nilai akreditasi sekolah ini penting buat nunjukin kualitas sekolah... :)
Semangaattt.... 💪💪💪