Assalamu'alaikum :)
Haloooooo.....saya kembali dengan membawa cerita tentang sekolah nih. Sepertinya sudah lama sekali tidak menulis mengenai sekolah. Padahal kalau dipikir-pikir banyak sekali agenda di sekolah yang bisa dijadikan bahan tulisan. Tapi saya lagi malas, lagi sensi, dan lagi banyak kerjaan, halah!
Beberapa bulan ini memang sekolah mempunyai banyak hajat dan sebagai bagian dari sekolah saya dan teman-teman mau tidak mau (HARUS dan WAJIB) ikut berpartisipasi di dalamnya. Saya memulainya dari kegiatan class meeting sampai terakhir kemarin ada kegiatan P2LS dan LDKS.
Baca juga; Kegiatan Class Meeting di Sekolah dan Rapat Kerja Guru
Jujur badan saya ngedrop, sudah seminggu ini pilek dan belum sembuh juga. Apalagi saat liburan, saya selalu dibayang-bayangi oleh administrasi guru. Hampir tiap hari grup whatsapp heboh dengan candaan "RPP lu dah kelar Mei?", "Guys liburan kemana? Ngerjain silabus aja di rumah", hahaha. Bahkan ada beberapa teman yang update status tentang administrasi sekolah ini, ya ampuuuuuuuun ternyata tidak hanya saya saja yang kebakaran jenggot, teman-teman saya juga. ((( Keren-keren-keren, loyalitas kalian juara gaeeeeeess, eh ini loyalitas apa pencitraan ya? hahaha )))
Saya sudah bertekad sebelum masuk mengajar semua administrasi sekolah harus sudah selesai supaya saat mengajar tidak ada beban lagi. Plus supaya tidak ditagih-tagih terus sama kurikulum dan disebutkan namanya saat meeting bersama guru-guru, kan malu cyin eike, hahaha. Alhamdulillah semua pekerjaan saya selesai tepat pada waktunya, tapi saya tidak bisa membayangkan jika harus mengerjakan administrasi seperti tahun lalu, 7 Mapel dengan 32 JP, Gile lu ndro!!!
Dipostingan sebelumnya saya pernah bercerita kalau sekarang mendapat amanah lebih besar lagi di sekolah. Amanah tersebut adalah saya menjadi wali kelas 6 SD, cihuuuuy kelas 6, iya kelas 6. Grade tertinggi di level primary. Kalau ditanya bagaimana perasaan saya, jujur deg-degan mengingat banyak sekali kegiatan di kelas 6 mulai dari try out, malam renungan, ujian praktek, karya tulis, sampai dengan ujian nasional. Bissmillah insyaallah saya siap dan harus siap :).
Baca juga: Anak SD sudah bisa buat karya tulis
So, saya akan perkenalkan anak-anak baru saya yang pinter-pinter ini.
Ada 7 siswa laki-laki dan semuanya beragam. Ada Hugo, Jojo, Diego, Louis, Jason, Marcello, dan Kim Min Sung. Dari ke-7 siswa laki-laki saya tersebut semuanya memiliki karakteristik yang berbeda-beda, pun dengan agama, hobi, dan kebiasaan mereka sehari-hari. Ada yang jago Science, jago Matematika, dan jago olahraga. Ada yang beragama Islam, Kristen, dan Buddha. Ada pula yang hobinya makan jelly, main sendiri, dan masih banyak lagi. Semuanya bercampur menjadi 1, di ruang kelas primary 6.
Untuk siswa yang perempuan juga terdiri dari 7 anak, namanya Keisha, Karen, Licia, Jovin, Beauty, Kelly, dan Metta. Meski anak perempuan tapi rata-rata mereka adalah anak yang aktif dan sportif. Sama halnya dengan murid saya yang laki-laki, murid perempuan ini juga memiliki kebiasaan yang beragam. Ada yang pandai menyanyi, pintar di bidang akademik, maupun jago gambar.
Menggabungkan 14 anak dengan keberagaman sikap dan perilaku tentunya bukan hal yang mudah. Tapi inilah tantangan bagi saya sebagai seorang guru untuk tetap meluruskan mereka dan mendampingi mereka sampai benar-benar mandiri dan lulus 100%. Tentunya saya tidak sendirian, untuk grade Primary 6 kali ini saya dibantu oleh Mr. Indra sebagai partner kerja. Bantuan dan dukungan lainnya juga terus mengalir dari teman-teman guru SD. Saya yakin mereka akan terus mensupport saya sampai tugas ini purna.
Anak-anak kelas 6 tahun ini memang sungguh luar biasa (pintarnya dan kelakuannya), makanya saya harus ekstra waspada dan telaten mendampingi mereka. Ya maklumlah ya, sebagai murid dengan grade tertinggi mereka juga harus bisa memberikan contoh yang baik buat adik-adik kelas. Meskipun sikap mereka masih anak-anak tapi saya percaya perlahan-lahan mereka juga akan menyadari tanggungjawabnya sebagai siswa kelas 6.
Setiap pagi sebelum aktivitas dimulai, saya selalu memimpin berdoa dan sekedar sharing bersama mereka. Saya ingin menciptakan suasana yang akrab supaya tidak ada gap antara guru dan siswa (tapi tetap di koridor yang benar bahwa siswa harus mengormati guru, titik). Saya menulis ini bukan berarti pencitraan diri, saya hanya ingin berbagi perasaan saya selama 1 minggu ini menjadi wali kelas 6. Jadi, apakah ke depannya akan seseru yang saya bayangkan? Saya tidak tahu, hahaha.
Harapan saya tidak muluk-muluk, semoga anak-anak kelas 6 jadi siswa yang baik dan lulus UN dengan nilai yang memuaskan. Ditambah lagi, semoga parents dari siswa primary 6 ini bisa kooperatif dengan saya sebagai wali kelas sekaligus dengan pihak sekolah. Amin amin amin.
Sudah akh cerita tentang anak-anak primary 6-nya, insyaallah disambung lagi dengan cerita seru yang ada di sekolah lainnya. Tunggu terus updatean postingan saya ya, ya, ya, ya
((( MAKSA ))).
Salam,
@meiariwis
jadi guru emang bener bener harus kerja extra . Apalagi ngadapin anak anak yg udah mau Ujian Nasional harus banyak yang perlu dibenahi.
BalasHapusTapi kayaknya difoto kebanyakan murid nya yang ke chinese an gitu ya ? wah wah....
Semoga nilai UN nya lebih dari apa yang diharapkan buat adik kelas kita...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusWah, mb mei ibu guru toh, hahaha.. kirain saya bukan, keren", keknya jadi guru, emang bener" harus semangat terus ya, biar nular ke anak muridnya tuh, mana udah pada kelas 6, perlu banyak motivasi.
BalasHapusBtw, anak muridnya lucu" ya. Semangat terus!!
Menyatukan 14 pikiran yang berbeda memang bukan pekerjaan yang mudah. Makanya gue akui kalo jadi guru itu keren abis.
BalasHapusYa logisnya gitu, terkadang sikap siswa/i itukan suka ada-ada aja gak terduga. Tapi, guru selalu siap saja menghadapi semua itu.
Selamat bertemu murid baru ya, kak Mei. Jangan pernah patah semangat untuk membuat anak Indonesia lebih pintar..
Sukses buat kak Mei..
Selalu salut sama Bu Guru, mesti sbar mesti banyak akal supaya muridnya senang belajar. Sukses ya mbak :)
BalasHapus