Assalamu'alaikum :)
Semester 2 ini saya dan teman-teman (terutama guru kelas 6) super sibuk menyiapkan proses ujian nasional yang sebentar lagi akan berlangsung. Bahkan akhir-akhir ini kepala pusing sekali. Ada masalah sedikit kepala langsung pusing sampai terbawa mimpi hahaha. Ini agak lebay, tapi memang sih kalau dapat tugas dari sekolah yang lumayan berat biasanya saya jadi banyak mikir.
Baca juga: Tentang Saya dan Primary 6
Berhubung ini adalah kali pertama sekolah menyelenggarakan US/M, maka semuanya harus dimulai dari nol. Tahun lalu anak-anak sudah ikut ujian sih, tapi masih numpang di sekolah lain. Jadinya tahun ini sistem administrasinya harus lengkap. Maklum hasil akreditasi sekolah sudah keluar, maka sekolah bisa menyelenggarakan US/M sendiri di sekolah. Alhamdulillah ya :)
Dengan adanya proses US/M yang akan berlangsung dan beberapa kegiatan kelas 6 segera terlaksana, saya jadi mikir "Oh gini to, oh harus itu ya, akh ternyata seperti itu, hmmm seharusnya tadi begini, dan sebagainya". Kata-kata itu muncul di pikiran saya setelah menjalani serentetan aktivitas di kelas 6.
Ternyata ada banyak hal yang bisa saya pelajari atau ambil hikmahnya dari kejadian-kejadian sehari-hari saya dengan murid-murid.
Pertama, siapkan identitas diri dan keluarga secara benar dan lengkap.
Ini yang menjadi perhatian pertama saya. Beberapa minggu lalu, saya sebagai wali kelas 6 diminta untuk menyiapkan segala administrasi siswa untuk didaftarkan sebagai peserta ujian. Saat itu, semua anak mengumpulkan data-data yang diminta sekolah. Setelah saya cek, ternyata ada beberapa identitas yang berbeda (contoh, selama ini anak menganggap lahir di bulan Januari, padahal di akta kelahiran lahir bulan Agustus, atau nama di akta lahir beda dengan di KK dst).
Dari situ saya bisa belajar untuk berhati-hati saat menyiapkan dikumen penting (baik pribadi atau keluarga). Jangan sampai kejadian lagi beda nama, beda tanggal lahir, beda status, dan sebagainya di salah satu dokumen keluarga saya. Masih segar dalam ingatan bahwa dulu saya juga sempat ribut mengurus akta kelahiran karena nama mertua di KK dan buku nikah beda.
Sebaiknya mengurus hal-hal penting (seperti dokumen salah) itu jauh-jauh hari, supaya saat mau digunakan tidak perlu repot mengurusnya kembali.
Sebaiknya mengurus hal-hal penting (seperti dokumen salah) itu jauh-jauh hari, supaya saat mau digunakan tidak perlu repot mengurusnya kembali.
Baca juga: Ribetnya mengurus surat perubahan nama
Kedua, kurangi main gadget.
Setelah hasil try out keluar dan hasilnya kurang memuaskan, pihak sekolah mencari tahu penyebab masalah tersebut. Ternyata setelah dicek, gadget merupakan salah satu faktor penyebabnya. Anak-anak jadi lost focus karena sering main gadget.
Dari situ saya juga belajar banyak, memang benar kalau saya terlalu fokus dengan main smartphone, maka keluarga bisa jadi nomor 2. Kadang saya juga main hape terus-terusan saat di rumah, padahal kalau di rumah seharusnya saya main sama Kenzo dan suami. Saya juga sering lost focus huhuhuhu. Stop gadgetlah kalau begitu :(
Ketiga, jangan terlalu percaya diri.
Well, percaya diri (pede) itu penting, tapi kalau berlebihan itu nggak baik. Kemarin selepas ujian, anak-anak yakin lulus 100%. Katanya mereka sudah belajar, jadi merasa hasil ujiannya pasti lulus KKM. Nyatanya, nilai mereka banyak yang jatuh.
Saya juga mengambil pelajaran dari situ, tidak perlu pede berlebihan. Takutnya saat jatuh bakal sakit. Ini contoh simpelnya dalam hidup saya, ikut lomba blog, yakin menang eh ternyata juri berkata lain, lomba yang saya ikuti kalah semua hahaha, sedih kan jadinya.
Keempat, simpan segala administrasi di tempat yang benar.
Kemarin saat disuruh urus data diri peserta ujian saya sempat kebingungan karena ada beberapa file yang entah dimana letaknya. Saya tidak menyalahkan siapapun di sini, termasuk pihak sekolah (walau pada akhirnya file tersebut ketemu juga).
Berdasarkan kejadian tersebut saya jadi makin yakin dan memang harus lebih bertanggungjawab menyimpan dokumen-dokumen penting kelas 6. Supaya nanti jika sewaktu-waktu dipakai tidak susah untuk mencarinya. Sekarang, saya punya tempat khusus yang isinya data-data anak didik saya.
Kelima, berlatih lebih sabar.
Setelah kejadian try out, anak-anak harus bersabar karena setiap hari mesti melahap materi ujian nasional. Hanya hitungan bulan saja sampai mereka nanti lulus ujian.
Saya juga belajar bahwa untuk meraih sesuatu yang nikmat, semua butuh proses. Kalau anak-anak prosesnya dengan belajar, saya harus siap selalu menyediakan materi ujian, pendalaman materi, bedah kisi-kisi soal, dan sebagainya. Sampai pada akhirnya ujian selesai, maka saya juga terbebas dari tugas-tugas tersebut, merdekaaaa! Hahahaha :)
***
Bersama anak-anak kelas 6 membuat saya semakin banyak belajar, salah satunya ya yang saya sebutkan di atas. Sebenarnya saya sedih kalau harus melihat anak-anak sedih, tapi ini semua untuk kebaikan mereka juga.
Dari kejadian-kejadian yang berlangsung akhir-akhir ini membuat saya punya banyak pengalaman baru yang mungkin tidak bisa saya dapatkan ulang. Termasuk pengalaman mengajar kelas 6 yang anak-anaknya super variatif, anak-anak yang super gaul (karena berkat mereka saya jadi tahu lagu-lagu Justin Bieber hahaha), dan anak-anak yang super atraktif. Miss Mei sayang kalian guys!
Maaf ya ini postingan banyak curcolnya, maafkan kalau nggak ada faedahnya! Tapi setidaknya saya jadi tahu, ada hikmah disetiap pelajaran. Semangaaaaaat!
Teman-teman yang belajar dari siapa?
Salam,
@MEIFARIWIS
Sejatinya anak kelas 6 biasanya lebih jujur ketimbang anak kelas 3 SMP dan SMA. :'D
BalasHapusyang pertama tuh yg pertama, paling susah deh kalau udah ada namanya salah tanggal lahir atau nama yg salah, kalau udh terlanjur tercetak di ijazah susah ngurusnya yaa,lumayan ribet ternyata jd wali kelas 6, tapi banyak yg bs jd pembelajaran yaa, semangat kak meii semoga anak didiknya bisa lancar sampai UN
BalasHapusyah itulah resiko jadi wakel kelas 6. banyak yang harus di urus. hehe
BalasHapustapi tetap dibawa happy dong mba,biar gak kusut wajahnya. hehe
Klo yg nomor satu itu sangat susah karena jika salah harus segera memperbaikinya lagi. Menguras tenaga, keluar uang lagi, capek
BalasHapusKlo yg kedua itu permasalahan untuk anak anak zaman sekarang. Anak zaman sekarang memang suka menghabiskan waktu didepan gadget ketimbang main sama kawan. Bahkan ada anak kecil ngomong kasar di medsos.
Itu yg lomba blog pengalaman kakak sendiri?.......huhuhu...serem padahal aku udh pede menang :v
Dan terakhir empat, alhamdulillah aku adalah org yg suka meletakkan barang ketempat semula.
wah berkat anak-anak mbk Mei bisa tahu lagunya Justin Bieber ya, yang judulnya apa mbk, Cold Water bagus tuh lagunya hahahah
BalasHapusya semua persiapan yang matang akan menghasilkan hasil yang maksimal mbk, semangt mbk Mei, eh Bu Mei deng hhahahaha
Bermanfaat nih, belajar memang tidak melulu kepada yang lebih dewasa, dari anak SD pun bisa :)
BalasHapusAnak2 juga lebih update ya mba, buktinya lagu2 justin juga tahu..hehe
Bagusnya diajarkan yang baik2 sedari kecil, karena anak mudah sekali menerimanya..
Uhhh, Miss Mei, gimana rasanya ngurusin anak-anak kelas 6 SD? Jadi wali kelas pula ya. Paling berat itu sih emang jadi wali kelas 6. Soalnya yang dihadapi bukan UTS UAS lagi, tapi UN. Belum lagi Kak Mei harus ngurusin Kenzo dan suami Kak Mei di rumah. Semoga selalu dikasih sehat:))
BalasHapusSemua poinnya bener sih Kak. Apalagi yang overPD itu emang nggak boleh juga. Udah terlalu yakin, tapi akhirnya nggak berhasil kan jadi sedih sendiri. Tapi minder juga jangan sih ya. Biasa-biasa aja lah~
Dan soal gadget itu yang paling setuju. Kalo udah keasikan gadget, 2 jam rasanya berlalu begitu cepat. Iya nggak sih?
Wihhh ngajar kelas 6 mbak ? Saya juga ngajar kelas 6 loh
BalasHapusTry Out udah berapa kali mbak ? hehe
Masih mending mbak murid-muridnya PeDe karena udah belajar. Kalo murid saya keliatannya masih belum serius belajar ckck
Yg data2 beda aku jadi inget pas msh sd dulu.. Selama itu aku nulis namaku salah.. Dan pas ijazah keluar paniklah mama papa :)) . Aku mah mikirnya dulu, emang napa sih kurang 1 huruf doang wkwkwkwkw... Pdhl penting banget yaa walo kurang 1 tok.. Trs ttg masalah suku, aku pernah seenaknya ngejawab kalo aku suku aceh. Pdhl sebener ya batak. Hahahaha.. Guru ku pusing jg kali ya kalo murid2nya ngaco begini :p
BalasHapus